Monday, July 20, 2009

Memoar Seorang Geisha




Judul buku : Memoar Seorang Geisha (Memoirs of a Geisha)

Penulis : Arthur Golden

Alih bahasa : Listiana Srisanti

Ukuran buku : 15 x 23 cm
Jumlah halaman : 496 halaman
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

Harga : Rp 65.000,00

Memoar Seorang Geisha bercerita tentang lika-liku perjalanan hidup Nitta Sayuri, seorang geisha ternama dari distrik Gion di Jepang. Mengambil latar belakang Jepang pada tahun 1929, buku karya Arthur Golden ini akan membawa kita tenggelam ke dalam dunia para geisha dengan budaya dan tradisi mereka yang unik dan memukau.

Kisah ini dimulai di sebuah desa nelayan kecil bernama Yoroido di kepulauan Jepang. Di sanalah tempat Chiyo, seorang gadis cilik berusia sembilan tahun dengan mata biru kelabu memesona, dibesarkan sebelum akhirnya ia dijual oleh ayahnya sendiri ke sebuah rumah geisha terkenal di Gion.

Chiyo kecil tak jauh beda dengan anak-anak lain seusianya. Ia selalu ingin tahu, senang berkhayal, polos, spontan, juga tak lepas dari kenakalan-kenakalan yang seringkali membuatnya harus menghadapi hukuman. Chiyo yang pada saat itu masih menjadi pelayan seringkali ditindas oleh Hatsumomo, geisha cantik dan populer yang tinggal di okiya (rumah geisha) yang sama dengan Chiyo. Alasannya sederhana, Hatsumomo iri dengan kecantikan Chiyo dan khawatir posisinya akan tergeser suatu saat nanti ketika Chiyo beranjak dewasa.

Merasa tertekan tinggal di okiya, Chiyo nekat berusaha kabur. Namun malang nasibnya, ia gagal dan ditemukan kembali oleh Ibu dan Bibi pemilik okiya. Tindakan Chiyo ini membuatnya terancam menjadi pelayan seumur hidup dan pendidikan geisha-nya pun dihentikan.

Dalam kesedihannya, Chiyo bertemu Iwamura Ken, seorang pengusaha ternama dan terhormat yang tanpa diduga menghibur dirinya. Chiyo begitu terpesona dengan Iwamura hingga akhirnya ia bertekad untuk menjadi seorang geisha terkenal agar dapat bertemu kembali dengannya suatu saat nanti. Chiyo yang sebelumnya selalu bergumul dalam kesedihan karena kematian orangtuanya dan kepergian kakaknya, kini menyadari bahwa ia harus menerima nasib dan terus melanjutkan hidup.

Harapan datang kepada Chiyo dalam wujud seorang geisha nomor satu Gion yang rupawan, Mameha. Mameha menyukai Chiyo dan berniat membantunya untuk menjadi seorang geisha terkenal. Chiyo pun melanjutkan kembali pendidikannya di sekolah khusus. Ia mempelajari seni geisha yang rumit, seperti menari, menyanyi, memetik shamisen, memakai kimono, berdandan dengan make-up tebal khas geisha, hingga teknik menuang teh dan sake. Oleh Mameha, Chiyo diajari cara untuk memikat para pria dan bersaing dengan geisha-geisha lainnya.

Pada usia 14 tahun, Chiyo resmi menjadi seorang geisha. Sesuai tradisi, ia kemudian mengganti namanya menjadi Sayuri. Karena okiya tempatnya dibesarkan adalah okiya Nitta, maka namanya pun menjadi Nitta Sayuri. Sayuri tumbuh menjadi geisha yang luar biasa cantik dan menarik. Ia berjuang menjalani kehidupan geisha yang penuh persaingan dan intrik hingga akhirnya Sayuri berhasil menjadi geisha ternama di Gion. Berkat kegigihan dan usaha kerasnya, Sayuri akhirnya berhasil membebaskan diri dari keterikatan dengan okiya dan hidup mandiri.

Memoar Seorang Geisha dapat dikatakan merupakan novel pertama yang mengangkat topik mengenai kehidupan geisha di Jepang. Golden dengan piawai menceritakan tradisi para geisha sekaligus mengangkat perjuangan dan suka-duka mereka melalui sosok Sayuri. Tokoh Sayuri terasa sangat nyata dan hidup dalam cerita ini, seakan ia benar-benar seorang geisha Gion yang sedang membagikan kisah hidupnya kepada para pembaca. Pemikiran-pemikirannya yang dalam maupun spontan, kekagumannya pada kimono, kepolosannya, kesedihannya, kebahagiannya, kekhawatirannya, hingga rasa cintanya pada Iwamura tersampaikan dengan begitu indah dalam setiap lembaran buku ini.

Alur kisah hidup Sayuri ini berjalan lambat namun mengalir. Peristiwa satu dan peristiwa lainnya saling bertautan dan selalu memiliki hal menarik untuk diungkapkan. Sangat sulit untuk menjauhkan diri dari buku ini dan berhenti membacanya di tengah-tengah.

Buku ini akan memukau Anda dengan deskripsi yang sangat detil, yang membuat latar bangunan, ruangan, orang-orang, pepohonan, suasana, bahkan udara tercitra dengan sangat jelas dalam benak Anda. Namun, deskripsi yang sangat panjang bisa jadi menjadi sedikit kelemahan pada buku ini. Alur cerita menjadi lambat dan pembaca membutuhkan waktu lebih lama untuk mencerna setiap kalimat yang biasanya sangat panjang karena penggambaran yang benar-benar detil. Sekalipun demikian, jika Anda bersabar, Anda akan menemukan bahwa Memoar Seorang Geisha adalah sebuah karya tulis yang sangat memukau.

Buku ini berusaha mengajak kita untuk melihat geisha dari sudut pandang berbeda, sekaligus mengingatkan kita kembali akan rasa syukur, kejujuran, kesetiaan, perjuangan, dan nilai-nilai kehidupan lainnya yang mungkin sudah mulai memudar dalam kehidupan modern saat ini.